LQ NEWS – Pondok Pesantren Luqmanul Hakim resmi membuka latihan perdana Pagar Nusa Putri pada hari Jumat, 31 September 2025. Kegiatan ini disambut dengan antusias tinggi oleh para santriwati yang telah menantikan kesempatan untuk bergabung dalam latihan bela diri khas Nahdlatul Ulama tersebut. Latihan perdana dimulai pada sore hari setelah salat Ashar, dipandu oleh pelatih resmi Pagar Nusa yang memberikan pengenalan dasar-dasar gerakan, disiplin, serta nilai-nilai keislaman yang terkandung dalam setiap langkah bela diri. Para santriwati tampak bersemangat mengikuti setiap instruksi dengan penuh semangat dan kebersamaan.
Pelatih utama menjelaskan bahwa latihan pertama difokuskan pada pengenalan gerakan dasar, pembentukan sikap tubuh, serta penanaman nilai-nilai disiplin dan kesopanan. Menurutnya, Pagar Nusa bukan sekadar seni bela diri, tetapi juga sarana membangun karakter dan keteguhan jiwa santri.
“Santriwati harus kuat bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam menjaga adab, kehormatan, dan keyakinan. Inilah yang menjadi ruh latihan Pagar Nusa,” ujar salah satu pelatih usai latihan perdana.
Kegiatan ini juga disambut positif oleh pimpinan pesantren. Beliau menilai bahwa kehadiran Pagar Nusa Putri menjadi langkah strategis dalam membentuk santriwati yang tangguh, percaya diri, dan berdaya saing. Selain itu, kegiatan ini sejalan dengan visi Pondok Pesantren Luqmanul Hakim dalam membina generasi berilmu, beradab, dan siap berkontribusi bagi masyarakat. Meskipun baru pertama kali digelar, semangat para santriwati tampak luar biasa. Mereka mengikuti setiap instruksi dengan serius, meskipun beberapa masih terlihat kaku dalam melakukan jurus dasar. Suasana latihan tetap hangat dan penuh semangat kebersamaan, menggambarkan semangat baru bagi para santriwati untuk terus belajar dan berkembang. Salah satu peserta latihan mengaku bangga bisa menjadi bagian dari Pagar Nusa Putri. Baginya, kegiatan ini bukan hanya tentang bela diri, tetapi juga bentuk latihan kedisiplinan dan tanggung jawab diri.
Kegiatan Silat sangat didukung dikarenakan di dalamnya ada pelatihan kepemimpinan, teamwork, dan kemampuan individu. Selama kurang lebih enam bulan seluruh santri digembleng dalam kegiatan silat setiap minggunya, kini saatnya mereka rehat sejenak untuk mempersiapkan diri menuju langkah awal kesuksesan. Kegiatan Silat, yang tentunya sudah menorehkan banyak prestasi bagi Pondok Pesantren Luqmanul Hakim tentunya menjadi perhatian bagi pimpinan pondok untuk terus mengembangkan dan meningkatkannya.
“Awalnya kami hanya melihat latihan santri putra, sekarang kami bisa ikut langsung. Rasanya bangga sekali karena kami juga bisa menjaga diri dan mengharumkan nama pesantren,” ungkapnya dengan senyum bangga.
Kegiatan latihan Pagar Nusa Putri dijadwalkan berlangsung rutin dua kali dalam sepekan, dengan fokus utama pada pembentukan karakter, fisik, dan spiritual para santriwati. Selain melatih teknik-teknik bela diri dasar seperti kuda-kuda, tangkisan, dan jurus pembuka, setiap sesi latihan juga akan diselingi dengan kajian nilai-nilai perjuangan, etika santri, serta semangat kebangsaan. Dengan pendekatan ini, diharapkan para peserta tidak hanya mahir secara gerak, tetapi juga memahami makna dan filosofi di balik setiap jurus yang mereka pelajari. Program ini dirancang sebagai bentuk pembinaan menyeluruh — bukan semata untuk melahirkan pendekar perempuan, melainkan juga untuk menumbuhkan kesadaran diri bahwa setiap santriwati memiliki peran penting dalam menjaga kehormatan agama, pesantren, dan bangsa.
Melalui latihan yang konsisten dan disiplin, para santriwati akan belajar tentang tanggung jawab, kekompakan, serta keberanian mengambil sikap dalam menghadapi tantangan kehidupan modern. Langkah ini sekaligus menjadi pesan moral bagi seluruh warga pesantren: bahwa setiap perubahan besar selalu diawali dari langkah sederhana yang dilakukan dengan keikhlasan. Seperti gerakan awal dalam bela diri, kekuatan sejati justru lahir dari ketenangan, kesabaran, dan niat yang lurus. Semangat para santriwati yang berlatih di sore hari, dengan keringat yang menetes dan wajah berseri, menjadi simbol lahirnya generasi perempuan pesantren yang berilmu, berani, dan berakhlak. Pagar Nusa Putri kini bukan hanya kegiatan bela diri semata, tetapi juga arena pendidikan jiwa dan watak.
Ia tumbuh menjadi gerakan moral yang menegaskan bahwa perempuan santri memiliki potensi besar untuk menjadi penjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Dari halaman pesantren yang sederhana, semangat besar itu terus bergema, menandai awal dari perjalanan panjang membangun generasi santriwati yang tangguh lahir dan batin.
Reporter : Al-Ustadz Dani Ampue
Fotografer : Al-Ustadz Mohammad Salman
Reviewer : Al-Ustadz Mohammad Salman



